Sabtu, 20 Februari 2010

A Day in Mellaca


A day in Mellaca, true, saya hanya sehari di sana tapi mungkin itu bagian paling memorable dari travelling saya ke KL.
Sebagai history enthusiast traveller, Melaka is soooooo me. Sebagai jalur perdagangan masa lalu, Melaka meninggalkan culture dan history yang indah.

Maksa sih, waktu saya terbatas di KL, tapi pagi-pagi sekali sebelum jam 07.00 saya sudah naik taxi ke Terminal Pudu naik bis ke Melaka. Malas sekali, karena hotel saya Impiana KLCC sungguh menyenangkan. (Dah, ngaku aja emang pemalas). Tapi begitu sampai di Melaka saya sangat excited, deretan toko-toko tua dengan arsitektur ala Babah Nyonyah, Staadhuis, dan Christ Church Melaka yang tersohor itu serasa kembali ke masa lalu.

Banyak tempat yang harus di kunjungi di Melaka, jalan kaki kalo memang suka (bule-bule memilih ini karena emang doyan jalan dan tidak takut item). Atau naik becak turis, serius becak nya sungguh 'seronok' dihiasi bunga-bunga..naik becak ini serasa jadi bagian dari Rose Parade Pasadena :D

Saya memilih alternatif kedua, karena waktu itu Melaca panas sekali (sia-sia dong ntar kunjungan rutin saya ke dr. Lewie, my dermatologist) dan abang becak nya sangat well informed tentang Melaka, langsung mengantar ke tempat seru satu persatu. Mantabs!!

Maritim Muzium, hanya bangunan bentuk kapal yang di bangun di pinggir laut ntah isinya apa saya tidak tertarik masuk.

Benteng Formosca, reruntuhan benteng Portuguese. Lumayan lah, sebagai history enthusiast saya langsung take picture.

Staadhuis, rumah gubernur belanda, sekarang difungsikan sebagai museum, dan didalamnya ada tungku untuk membuat roti yang tingginya sampe ke langit2.

Dan Christchurch, gereja tua yang di cat warna merah, sudah menjadi icons kota Melaka. Jangan lupa 'take picture'!

Menjelang siang, saya sudah kelaparan, si abang becak mengantar saya ke rumah makan nasi ayam Hainan di seberang Bank OCBC. Sumpah, ini adalah nasi ayam Hainan yang paling enak yang pernah saya makan seumur-umur. Orang Melaka menyebutnya nasi bola karena nasi nya di bentuk bola-bola pingpong. Daging ayamnya lembut plus es jerum limau yang segar...then you can call a perfect day in Melaka.

Gak seru kalo gak nongkrong di salah satu cafe di Melaka, setelah puas muter-muter saya duduk menikmati kopi Babah di salah satu cafe dengan arsitektur Cina Peranakan...another perfect day in Melaka.

Sore saya balik lagi ke KL naik bis, tahu begini saya stay sehari deh di hotel di Melaka, Melaka at night could be lebih exciting. But Impiana is waiting, berendam dengan bath salt sungguh menyenangkan untuk melemaskan otot-otot saya yang pegal..hmmm, another perfect ending :D







Tidak ada komentar:

Posting Komentar