Minggu, 21 Februari 2010

Pura Ulun Danu, Danau Beratan-Bali


Kalo inget gambar pura di duit kertas 50 ribuan? ya that's it..

Romantically located di tepi danau..salah satu tourist attraction di Bali.
Selain 'take picture', kita bisa di gambar karikatur kok..meskipun saya kecewa hasilnya jauh dari wajah saya yang asli. Satu-satunya kemiripan cuma tahi lalat di pipi kiri saya pun di gambarnya. Oalah!

Girls Night Out in Saigon


Tujuan nya gak ada lain kecuali emang clubbing..pengen tahu clubbing di Saigon tuh seperti apa.

First, dinner di Quan An Ngon-coolest vietnamese restaurant di HCMC- kata sahabat saya.
Then go!!Kita sampai berganti 4 club untuk menemukan atmosphere clubbing yang sesuai. Mulai dari The Velvet sampe yang terakhir Apocalypse Now. Buat menemukan Apocalypse Now kita di puter-puterin supir taxi yang gak jelas, padahal setelah di runut-runut ternyata gak jauh dari Renaissance Hotel tempat kita nginep. Dasar, gak di Indo gak di Viet, supir taxi kok kembar identic gitu ya.

So this article is for you girls!!!




Notre Dame, of The Ho Chi Minh City


Yuup, bukan Notre Dame of Paris, meskipun sama-sama Notre Dame nya. Maklum Vietnam kan bekas koloni Perancis. Bahkan mereka pun sarapan pagi pake Baguette aka. roti perancis aka. roti gebuk maling (kata bapak ku soalnya bentuk nya kaya pentungan).

Salah satu object yang wajib di lihat kalo pas ke HCMC, soalnya keren sih at least kan bisa 'take picture'. (Narsis.com)

Euphoria, Vietnam Menang Bola


Malam terakhir di Vietnam, saya habiskan di Saigon bersama sahabat saya. Tujuan nya cuma satu cari HP buat dia karena dia besok pagi naik ferry pulang ke Vung Tau. (meskipun akhirnya saya yang pulang bawa tas keren instead of HP :D)

Menyusuri jalan2 di Central Saigon pas kebetulan festive Christmas jadi jalanan full lampu keren abis dan menikmati kopi di salah satu cafe di pinggir jalan.

Pulang ke hotel ternyata masalah yang serius, karena kita benar-benar terjebak pawai kemenangan Vietnam habis memenangkan sepak bola. Tidak ada satu pun taksi yang mau mengantar kita. Waduw!!
Terpaksa kita jalan kaki menerobos kerumunan orang pulang ke hotel. Tapi kata orang blessing in disguise, kapan lagi kita bisa melihat euphoria semacam ini. Meskipun euphoria, orang Vietnam tertib lho, cewek-cewek cantik pun tumplek blek di sana.
Jadi kebayang euphoria Bonek Persebaya, menang rusuh, kalah rusuh. Gitu kok kita mau maju.

Sabtu, 20 Februari 2010

Petronas Tower, The Landmark of KL


Bahkan mungkin landmark nya Malaysia..:D

Saya beruntung sekali pas datang kesini, hotel saya tidak jauh-jauh dari KLCC. Jadi it can be reach within walking distance.

Dan yang paling menyenangkan, special courtesy dari sahabat saya (Candra, I love you, girl!!), saya bisa stay di Renaissance Hotel dengan special rate. Kamar saya begitu membuka jendela langsung menghadap Menara Petronas. Kebayangkan kan betapa menakjubkannya waktu malam hari. Tiba-tiba saya merasa jadi Catherine Zeta-Jones dalam 'The Entrapment' minus Sean Connery..halah, gak penting banget!

Yang mengecewakan cuma demi naik ke Petronas Tower, saya pagi-pagi harus bangun ngantri untuk dapet tiket. Bisa dibayangkan jam 07.00 sudah ngantri giliran naik jam 10.00, lelet 15 menit saja saya bisa dapet giliran jam 13.00. Wuiiih!

Dan diatas cuma sampe lantai 40 saja, dan dibatasi take picture cuma 5 menit! Weleh..

Tapi kalo istilah ibu saya, wong sudah jauh-jauh kesana tapi yen gak naik ntar jadi gelo. Bener juga ya...

Lumayan, gitu-gitu Petronas pernah jadi menara tertinggi di dunia sekarang sudah kalah sama menara yang di Dubai.


Ayam Taliwang Asli Lombok, Pedaaaaaaaas!!!


Sesuai dengan nama tempatnya-Lombok-, ayam Taliwang disini emang super dupper pedas.

Saya yang notabene penggemar berat pedas harus mengakui kalo ayam Taliwang yang asli emang gile!
Taliwang yang saat nikmati kali ini emang mooy, di tambahi dengan sate lilit ala Bali plus pelecing kangkung dan condiment nya bakwan jagung+kerupuk kulit..maknyus!! Penyajiannya pun menakjubkan kali ini disajikan setampah!! Ha..ha..ha..

Kebayang kan, keseringan travelling bisa bikin diet berantakan :D


Tanjung Aan Lombok, White Sandy Beach


Terus terang, dulu the idea of travelling alone is freaking me out. Selain itu banyaknya pertanyaan dari orang-orang di sekitar saya: apa enak nya sih jalan-jalan sendirian kaya orang ilang? Gak takut nyasar?

Setelah di jalani, I enjoooooooooooy it very much. Saya tidak harus terpaku waktu, saya bisa menikmati satu object sepuas mungkin, dan dan yang paling asyik let your heart decide...gaya banget!!

Piknik kantor, mau tidak mau harus pake tour. Dan sudah kebayang, so little time so much tempat belanja yang harus di datangi. Menyebalkan!
Rata-rata tour and travel kita seperti di 'paksa' belanja dan herannya mereka mau meluangkan lebih banyak waktu di tempat belanja daripada di object wisata.
Belanja is part of travelling, tapi kalo belanja melulu kan jadi hilang esensi dari travelling itu dong.

Jadi kali ini kunjungan saya ke Lombok tidak terlalu berkesan beda dengan travelling saya kesini 5 tahun yang lalu.
Foto indah yang saya peroleh hanya Tanjung Aan saja, dengan pasir putih segede butir merica.
Padahal Tanjung Aan ada tempat lain yang keren seperti Mandalika Resort, mengambil dari hikayat Putri Mandalika, putri yang bunuh diri ke laut gara-gara terjadi pertumpahan darah karena memperebutkan dia, terus berubah jadi 'Nyale' cacing laut yang muncul pada musim tertentu. Oleh orang lokal setempat selalu diadakan upacara.


A Day in Mellaca


A day in Mellaca, true, saya hanya sehari di sana tapi mungkin itu bagian paling memorable dari travelling saya ke KL.
Sebagai history enthusiast traveller, Melaka is soooooo me. Sebagai jalur perdagangan masa lalu, Melaka meninggalkan culture dan history yang indah.

Maksa sih, waktu saya terbatas di KL, tapi pagi-pagi sekali sebelum jam 07.00 saya sudah naik taxi ke Terminal Pudu naik bis ke Melaka. Malas sekali, karena hotel saya Impiana KLCC sungguh menyenangkan. (Dah, ngaku aja emang pemalas). Tapi begitu sampai di Melaka saya sangat excited, deretan toko-toko tua dengan arsitektur ala Babah Nyonyah, Staadhuis, dan Christ Church Melaka yang tersohor itu serasa kembali ke masa lalu.

Banyak tempat yang harus di kunjungi di Melaka, jalan kaki kalo memang suka (bule-bule memilih ini karena emang doyan jalan dan tidak takut item). Atau naik becak turis, serius becak nya sungguh 'seronok' dihiasi bunga-bunga..naik becak ini serasa jadi bagian dari Rose Parade Pasadena :D

Saya memilih alternatif kedua, karena waktu itu Melaca panas sekali (sia-sia dong ntar kunjungan rutin saya ke dr. Lewie, my dermatologist) dan abang becak nya sangat well informed tentang Melaka, langsung mengantar ke tempat seru satu persatu. Mantabs!!

Maritim Muzium, hanya bangunan bentuk kapal yang di bangun di pinggir laut ntah isinya apa saya tidak tertarik masuk.

Benteng Formosca, reruntuhan benteng Portuguese. Lumayan lah, sebagai history enthusiast saya langsung take picture.

Staadhuis, rumah gubernur belanda, sekarang difungsikan sebagai museum, dan didalamnya ada tungku untuk membuat roti yang tingginya sampe ke langit2.

Dan Christchurch, gereja tua yang di cat warna merah, sudah menjadi icons kota Melaka. Jangan lupa 'take picture'!

Menjelang siang, saya sudah kelaparan, si abang becak mengantar saya ke rumah makan nasi ayam Hainan di seberang Bank OCBC. Sumpah, ini adalah nasi ayam Hainan yang paling enak yang pernah saya makan seumur-umur. Orang Melaka menyebutnya nasi bola karena nasi nya di bentuk bola-bola pingpong. Daging ayamnya lembut plus es jerum limau yang segar...then you can call a perfect day in Melaka.

Gak seru kalo gak nongkrong di salah satu cafe di Melaka, setelah puas muter-muter saya duduk menikmati kopi Babah di salah satu cafe dengan arsitektur Cina Peranakan...another perfect day in Melaka.

Sore saya balik lagi ke KL naik bis, tahu begini saya stay sehari deh di hotel di Melaka, Melaka at night could be lebih exciting. But Impiana is waiting, berendam dengan bath salt sungguh menyenangkan untuk melemaskan otot-otot saya yang pegal..hmmm, another perfect ending :D







Hotel Kayu Manis Salatiga, Hidden Getaway


Pantesan hidden banget, wong dari namanya saja kalo istilah gaulnya kurang 'happening'.

Saya tidak sengaja nemu hotel ini pas jalan2 ke Salatiga. Salatiga meamang salah satu weekend getaway bagi orang-orang yang tinggal di Semarang. Ada plang di tepi jalan menunjuk nama Hotel ini, dan gak banyak orang tahu. Jalan masuk pun kurang 'ngejreng' harus melewati rumah-rumah penduduk dulu.

That's it...saya nyampe, disambut hujan pas turun dari mobil. Begitu masuk...interiornya banyak dihiasi furniture Jawa, begitu lebih masuk ternyata woooowwww...taman dan landscape yang bagus sekali..

The proprietor, seorang eksportir furniture sukses memfungsikan hotel ini sebelumnya sebagai show room, ya semacam proyek egois dia lah..tapi lama berselang dia mulai menata di jadikan spa dan hotel.. dan guess what hotel semacam ini hanya punya 4 kamar saja!!!
Sebagai orang yang tiap hari nya ngitung kelayakan bisnis, saya langsung mikir gimana nutup biaya operasional area ini ya...

But the hotel is worth to be enjoyed, kolam renang nya, ruang makan balcony di lantai 2, tempat spa nya, detail interior nya sangat keren bahkan untuk lantai nya di pasang ubin motif jadul...bahkan ada semacam pendopo keren yang waktu itu dibuat pesta dansa anak-anak londo yang sekolah di Surabaya International School. Wah!





Malang, Surga Makanan


Bagi saya yang pencinta makanan (hobby yang sangat dilematis..:D ), Malang merupakan salah satu destinasi yang menyenangkan buat menghabiskan akhir minggu kalo pas tidak pulang ke rumah ortu di Semarang.

It's only 2 hours drive from Surabaya...and that's it! Cwie Mie, fosco, keripik tempe, sego buk..you named it, you got it. Dan soal harga Malang gak ada dua nya. Saya dan teman saya sempet terkaget-kaget dengan harga 2 piring sego resek komplit dengan taburan irisan rempelo ati yang banyak plus teh panas en kerupuk, saya hanya mengeluarkan duit 13 ribu saja.

Dan yang lebih menyenangkan lagi, selalu ada Hotel Tugu, almost like a second home..ceileeeeeee..gaya banget...

Beda dengan Surabaya, ternyata saya lebih sering mengunjungi Malang sebelumnya, ntah karena mau ke Bromo atau Kawah Ijen, atau cuma jalan2 saja...

Malang dulunya jaman kolonial tempat orang Londo tinggal, dan Batu adalah hinterland nya...aka. tempat peristirahatan, gitu aja kok repot!
Udara kota Malang sejuk, apalagi sekarang di Batu udah banyak tempat yang lumayan bisa ditonton salah satunya Batu Night Spectacular dan Jatim Park, dan ya tadi surga makanan...klop lah Malang jadi tempat melarikan diri...


Kamis, 18 Februari 2010

Surabaya, New Home


Actually, sebenarnya pindah ke Surabaya jauh dari angan-angan. Seumur-umur belum pernah menginjakkan kaki di sini (jiaah! gitu ngaku nya doyan travelling)kecuali transit di Bandara Juanda (if that's count).

So here I am dengan terpaksa karena tugas...

Teman satu kantor yang di tempatkan di Denpasar bilang: Babe, kamu hanya akan merana sebulan saja di Surabaya, setelah itu kamu akan enjoy deh...Surabaya itu asyiiiik..top markotop! (plus segudang kata2 heboh ala Surabaya, ya iyalah wong dia asli arek Suroboyo)

Hatiku yang semula menciut membayangkan hidup di tempat baru rasanya luar biasa mengembang setelah dia menambahkan: TP mall sering diskon, dan ada Starbuck, Babe!! (Luar biasa teman saya ini, dia benar2 mengerti diriku sekali)

Selidik punya selidik, ada teman juga yang down sekali karena dia dikirim ke Makasar yang notabene pengen di Surabaya (nah loh!). Dan dengan luar biasa dia mengeluarkan kata-kata pembesar hati yang mujarab: Makasar itu enak, kamu hanya akan merana sebulan di sana, setelah itu kamu akan enjoy deh..(Gubrak!!)

Hati ku langsung menciut lagi...jadi yang bener mana???

Tapi so far setelah beberapa bulan di sini, I get along with situation. Bener kata dia, at least ada TP dan Starbuck. Yaaay!!!

Notes: The picture above is the landmark of Surabaya, according to the local legend the word Surabaya refers to the battle between Suro (the shark) and Boyo (the crocodille).